9 Tips #AmanBertransaksi di Era Digital


Menutup tangan saat mengetikan PIN ATM agar transaksi aman. Dokpri
Tanggal 1 Oktober 2017, adalah hari yang sempat membuatku dag dig dug tidak karuan. Karena di hari itu, saya hampir tertipu oleh orang yang tak bertanggung jawab setelah saya memposting iklan laptop untuk di jual di salah satu ecommerce di Indonesia. Saya punya dua laptop, karena satu tidak terpakai, maka saya pun menjualnya. Harga yang saya tawarkan waktu itu sekitar 4 jutaan. 

Tanpa berselang lama, tiba tiba ada inbox masuk lewat whatsapp karena saya menyematkan nomor whatsapp di iklan tersebut. Tanpa saya minta, pembeli fiktif tersebut mengirimkan data dirinya. 

Namun anehnya, yang di kirim bukanlah KTP atau tanda pengenal lainya yang lebih jelas, melainkan nomor NPWP, dimana dalam NPWP hanya terdapat nama dan juga nomor NPWP itu sendiri. Tidak ada foto ataupun alamat jelasnya. Sayapun heran, kenapa tidak KTP atau SIM, atau mungkin tanda pengenal lain biar alamatnya jelas. 


Chat WA dengan pembeli fiktif. 1 Oktober 2017. Dokpri
Lalu, apa maksudnya ?

Maksudnya apalagi kalau bukan untuk menutupi indentitas pelakunya. Kalaupun ia menggunakan KTP atau tanda pengenal lainya, bisa jadi, ia memanfaatkan data orang lain yang pastinya banyak tersebar di internet. Bahkan, NPWP tersebut pun bisa jadi bukan miliknya agar identitasnya semakin tidak di ketahui.

Anehnya lagi, pelaku tersebut tidak menawar harga seperti pada umumnya calon pembeli. Malah saat harga saya naikan, dianya oke oke saja dan tidak merasa keberatan. Kemudian dia menyuruh saya untuk mencheck berapa saldo minimum saya di bank. 

Di situ saya mulai bingung dan bertanya ke orang tersebut, “ko begini ya, biasanya gak gini, kalo niat mau beli ya tinggal bayar saja ?” Lalu di jawab “ini bayarnya pake ecash gan”. Dan saya pun masih bingung.

Waktu itu saya hampir saja naik motor untuk pergi ke ATM karena saya disuruh olehnya. Dan dia bertanya apakah saya punya rekening mandiri ? saya jawab tidak karena saya punya’nya BRI. Dan ternyata bukan masalah baginya. 

Tapi untung saja saya teringat kalau beberapa hari sebelumnya saya baru saja membaca postingan seorang teman blogger yang juga hampir menjadi korban penipuan dengan modus yang sama. Yaitu modus transaksi menggunakan mandiri ecash atau uang elektronik. 

Kejadianya juga sama karena teman saya tersebut baru saja memajang barang dagangannya secara online dan menyematkan nomor telfon atau whatsappnya. Dan disini bukan salah banknya, tapi salah pelaku yang menyalahgunakan layanan ini untuk kejahatan.  

Mengetahui hal itu, kemudian saya mengirimkan link artikel tentang penipuan yang di buat oleh teman blogger saya tersebut. Begitu pelaku tahu kalau dirinya sedang berbuat jahat ke saya, saya langsung di blokir. Saat itu saya dag dig dug tidak karuan. Saya merasa sangat beruntung karena sudah mengetahui modus penipuan ini sebelumnya dari artikel yang saya baca. Dan saya pun selamat, Alhamdulillah. 

Jadi, modus penipuan ini yaitu, penjual akan mengira bahwa pembeli fiktif tersebut nantinya akan membayar melalui ecash dengan sebuah kode PIN yang di berikan ke penjual. Dan jika sang penjual sampai menuju ATM untuk bertransaksi sampai memasukan PIN nya, bukannya penjual menerima transferan dana dari pembeli fiktif tersebut, melainkan saldo di rekening penjual akan berpindah ke rekening pelaku, dan pelaku mendapatkan mangsanya. 


Penipuan dengan modus ecash. Dok. http://www.bhq.my.id
Mereka yang belum paham atau tidak tahu menahu tentang transaksi digital, contohnya seperti (ecash atau emoney) ini, akan sangat mudah tertipu oleh pelaku kejahatan seperti ini. Terutama warga pedesaan yang umumnya masih awam dengan hal hal seperti ini. Saya saja yang sering bertransaksi digital, jika tidak membaca artikel tersebut, bisa saja saya tertipu. Dan hingga saat ini, sudah banyak sekali korbanya, bahkan ada yang pernah tertipu 16 juta. Dan kalau kalian mencarinya di google dengan kata kunci penipuan modus ecash, hasilnya banyak sekali. 


Screenshoot pencarian di google dari mereka yang telah menjadi korban. Dokpri

Nah, berkaca dari pengalaman tersebut, saya ingin membagikan 9 tips #amanbertransaksi yang semoga saja bisa bermanfaat untuk kita semua. 

[1] Jika menjual barang di toko online tanpa rekening bersama, baiknya di lakukan secara COD saat bertransaksi

Transaksi dengan COD lebih aman karena penjual dan pembeli bisa bertemu. Dok. https://www.maxmanroe.com

Saat ini ada banyak sekali toko online di Indonesia, baik yang menggunakan fitur rekening bersama, ataupun yang tidak. Bagi kalian yang akan berjualan lewat toko online tanpa rekber atau di social media, baiknya proses pengiriman barang di lakukan dengan cara ketemuan antara penjual dan pembeli (COD, Cash on Delivery) di suatu tempat, sehingga lebih aman. 

Dan kalau bisa proses COD jangan di lakukan pas malam hari. Karena saya pernah tahu, ada orang yang mengeluh gara gara membeli barang online dengan COD dimalam hari. Kalau tidak salah ia membeli handphone. Pas lagi COD, handphone terlihat bagus karena malam hari tidak terlihat jelas, tapi begitu siang tiba, ternyata layarnya retak. Dan ia pun sangat menyesal.

Nah, jika pembelinya lokasinya jauh dan barang harus di kirim, baiknya untuk pembayaranya gunakan rekening bersama agar lebih aman. Dan jika pembeli menginginkan pembayaran melalui ecash, Anda patut curiga. Karena ada banyak sekali kasus penipuan dengan modus ecash seperti ini, yang awal mulanya berasal dari toko online tanpa rekening bersama karena umumnya penjual menyematkan nomor kontak agar bisa di hubungi. Dan ternyata  bukan hanya saya dan teman blogger saya yang pernah hampir tertipu, tetangga saya di kampung pun hampir pernah menjadi korbanya. 

[2] Tolak tawaran bantuan saat di ATM

Nomor layanan fiktif yang sering di pakai pelaku kejahatan untuk mneguras rekening. Dok https://www.tarbiyah.net/
Berhati hatilah saat bertransaksi di ATM. Jangan pernah menerima bantuan saat Anda berada di ATM dari orang yang tak dikenal. Karena modus kejahatan ini sering digunakan untuk menguras saldo korbanya. Di khawatirkan jika orang tersebut meminta nomor PIN ATM Anda kemudian Anda memberitahunya, maka hal ini sangat beresiko dengan saldo rekening Anda. Tidak heran jika di banyak ATM tertempel stempel “jangan pernah menerima bantuan orang lain saat bertransaksi”. 

Atau jika misal didalam ATM terdapat tanda peringatan seperti gambar diatas, baiknya abaikan saja karena itu juga termasuk modus penipuan. Baiknya jika Anda mengalami masalah saat transaksi, semisal ATM tertelan, langsung datangi saja bank yang bersangkutan karena jelas lebih aman. 

[3] Saat transaksi online lewat website, pastikan alamat websitenya sudah aman


Contoh website internet banking yang aman karena terdapat ikon gembok dan protocol https. Dokpri

Mungkin ada yang belum tahu soal icon gembok dalam sebuah situs, terutama situs internet bangking. Icon gembok yang kemudian di ikuti protocol https sangat penting untuk di ketahui bagi para pengguna internet bangking. Karena dengan protocol ini, menandakan kalau website tersebut dijamin keamananya untuk bertransaksi. 

Jangan pernah abaikan hal ini karena ini ada hubunganya dengan uang Anda di Bank. Mungkin dengan membookmark situs internet bangking resmi tersebut di browser Anda, dapat memudahkan Anda tiap kali akan transaksi, sehingga tidak perlu mengetikanya lagi di browser atau google yang bisa saja akan membawa Anda ke situs phising yang akan menyadap data bank Anda.  

Untuk browser yang di gunakan, baiknya juga harus selalu update dan di perbarui agar tidak terjadi kesalahan saat membuka halaman websitenya. Karena biasanya saat sebuah browser terlalu sering di gunakan, terkadang menjadi eror. Dan saat digunakan untuk membuka sebuah halaman, ada bagian bagian tertentu yang tidak bisa dibuka. Seperti formnya tidak muncul, fotonya tidak muncul, dan lain sebagainya. 

Untuk saya sendiri, cara yang saya lakukan yaitu dengan mengclear cache browser atau menghapus historinya. Untuk google chrome, bisa di lakukan dengan menekan tombol CTRL + SHIFT + DELETE dan browser bisa normal kembali. 

Nonaktifkan juga penyimpanan passwordnya karena ini sangat beresiko jika ada orang lain membuka atau meminjam laptop kita. Resiko besar juga bisa terjadi saat laptop kita di servis karena rusak. Karena bisa saja, mereka (tekhnisinya) akan membuka browser dan membuka historinya. Jika sampai itu terjadi dan di situ terdapat password login bank kita, maka hal buruk bisa saja terjadi. 

Mematikan tool penyimpanan password di google chrome agar data bank kita aman. Dokpri

Oiya, perlu di ketahui juga, jangan melakukan transaksi lewat komputer publik, semisal warnet. Karena bisa jadi, pemakai komputer warnet setelah Anda, mereka akan membuka history di browsernya dan bisa melihat password Anda. 

[4] Gunakan aplikasi mobile banking resmi



Salah satu contoh aplikasi mobile banking resmi dari Bank BCA. Dokpri
Bagi Anda yang sering bertransaksi mobile banking lewat smartphone, gunakanlah selalu aplikasi resmi dari bank yang bersangkutan. Di playstore, bisa saja ada aplikasi replika serupa dan terlihat sangat mirip dengan aslinya yang di buat dengan tujuan tidak baik, yaitu menyadap informasi pengguna atau para nasabah bank. 

Untuk memastikan sebuah aplikasi resmi atau tidaknya, Anda bisa membuka website resmi bank yang Anda gunakan. Karena biasanya disitu terdapat link download aplikasi mobile bankingnya, sehingga bisa di pastikan jika aplikasi tersebutlah resmi dan aman untuk di gunakan. 

Website resmi sebagai referensi tempat mendownload aplikasi resmi mobile banking yang terjamin keamananya. Dokpri
[5] Lebih berhati hati saat menggunakan SMS Banking


Hapuslah sms banking setelah digunakan untuk bertransaki karena didalamnya terdapat PIN ATM. Dokpri.
Dulu saya sering sekali mencheck saldo lewat sms. Dalam format penulisanya, saya di haruskan untuk menulis PIN ATM saya. Nah, jika kalian sering melakukan hal ini, sebaiknya langsung hapus setelah sms selesai terkirim. Karena di khawatirkan jika hp tersebut bermasalah, misal hilang atau di service, maka PIN ATM Anda tidak di ketahui orang lain, sehingga saldo rekening Anda tetap aman.  

[6] Hati hati dengan free wifi


Hati hati menggunakan wifi karena bisa di manfaatkan oleh pihak pihak tertentu untuk mengetahui data seseorang, termasuk akun bank. Dok. PDE Publication Ltd
Buat kita yang sering mengakses wifi gratis seperti di hotel, cafe, bandara atau tempat lainya, kalian perlu berhati hati. Jika ingin bertransaksi online semisal transfer online, baiknya jangan menggunakan jaringan free wifi. Pasalnya jaringan nirkabel public ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku fraud untuk mencuri informasi pribadi Anda, salah satunya informasi perbankan. 

Jika memang harus melakukan transaksi, amankan browser Anda dengan memasang aplikasi pengamanan seperti VPN (Virtual Private Network). Fungsi dari aplikasi ini yaitu agar koneksi jaringan yang kita lakukan menjadi aman karena di lindungi oleh akses server VPN. 

Misalnya nih ya, kita berinternetan dengan operator ABC dan memasang VPN di browser kita, maka operator tersebut tidak bisa membaca history browser kita yang dapat memungkinkan data kita terbaca olehnya. 

[7] Pastikan data bank Anda tidak di ketahui orang lain, termasuk petugas bank

Jaga selalu kerahasiaan data bank Anda agar selalu aman. Dokpri
Demi menjaga kerahasiaan akun bank Anda, ada baiknya dengan selalu mengganti password internet banking Anda, misal 3-6 bulan sekali. Hal ini penting agar password Anda tidak mudah terkena hack oleh orang yang tak bertanggung jawab. 

Gunakan password yang mudah di ingat namun dengan kombinasi berbagai macam karakter, misal angka, huruf kecil, huruf besar, titik, koma, dan lain sebagainya. Jangan gunakan nama Anda sendiri, tanggal lahir, nama Ibu kandung, dan nama nama familiar terkait diri Anda karena mudah di tebak.

Data bank seperti PIN ATM dan password internet banking sangat penting untuk di jaga kerahasianya. Jangan sampai ada yang tau, bahkan petugas atau teller bank sekalipun. Selama saya menggunakan jasa bank, belum pernah di mintai untuk memberikan PIN dan passwordnya. Saat harus mengetikan PIN atau password di mesin EDC saat pembuatan ATM atau pendaftaran internet banking, saya selalu menutupinya dengan tangan agar tidak ada yang tau. Setelah akun selesai di buat, saya pun segera mengubahnya agar akun saya semakin aman. 

[8] Hati hati phising

Hati hati dengan pelaku kejahatan dunia maya, seperti halaman phising contohnya. Ilustrasi pribadi
Bagi yang belum tau apa itu phising, phising adalah halaman palsu yang dibuat mirip bahkan sangat mirip dengan aslinya. Halaman ini dibuat untuk merekam data bank Anda. Jika sampai data dimasukan, maka sang pelaku berhasil mendapatkan mangsanya. 

Seperti di atas saya tuliskan, pastikan selalu untuk membuka website melalui halaman resminya. Kalau perlu di bookmark halaman asli tersebut agar tak perlu memasukan alamat website kembali jika suatu saat melakukan transaksi lagi. Perhatikan juga icon gembok dan httpsnya, jika tidak ada berarti patut di curigai. 

Oiya, kemaren saya baru saja searching sebuah bank di google, dan saya menemukan website dari suatu bank yang sepertinya mencurigakan. Di situ terdapat form login untuk memasukan user dan passwordnya. Ini patut di curigai karena di tab lainya, saya sedang membukan alamat website resmi dari bank tersebut. Entah itu benar atau tidak, namun jika menemukan website seperti ini baiknya jangan sampai digunakan. 

Selain halaman mirip dengan aslinya, alamat websitenya juga seringakali dibuat mirip. Misal facebook.com, bisa dibuat halaman phisingnya dengan nama domain fatebook.com, facebok.com, atau tatebook.com. Harus hati hati sekali pokonya. Perhatikan selalu nama domain websitenya sebelum login.

[9] Pastikan internet lancar saat akan bertransaksi digital secara online

Internet lancar agar transaksi semakin lancar. Dok. http://bima-soft.com/
Transaksi digital itu urusanya dengan uang yang kita miliki. Jadi pastikan koneksi internetnya aman dan cepat agar semua berjalan lancar. Terutama saat logout. Koneksi internet yang lambat bisa berpengaruh terhadap website bank yang kita  buka. Bisa jadi, karena internet lambat, proses loading menjadi terhambat saat logout, dan bisa terbuka lagi saat internet sudah lancar. Dan ini beresiko walaupun dilakukan di komputer pribadi. Jika ada orang melihat bisa gawat.

Kesimpulan

Dijaman yang canggih seperti sekarang ini, kita banyak dimudahkan dalam banyak hal, terutama soal transaksi keuangan. Namun di balik itu, ternyata kecanggihan tekhnologi juga banyak di manfaatkan oleh orang orang yang tak bertanggung jawab untuk kepentinganya sendiri. Maka dari itu, mari budayakan #amanbertransaksi dengan selalu berhati hati, teliti, cermat, waspada, dan cari tahu info info terbaru seputar transaksi keuangan di era digital ini, agar transaksi yang kita lakukan selalu aman. 

Salam, Amir Mahmud
Kebumen, 7 Desember 2018

Referensi artikel :
1. https://kreditgogo.com/artikel/Digital-Banking/5-Tips-Aman-Bertransaksi-Mobile-Banking.html
2. https://www.keselamatankeluarga.com/tips-aman-bertransaksi-internet-banking/
3. https://www.riaume.com/pengertian-vpn-dan-fungsi-dari-vpn.html 

Posting Komentar

12 Komentar

  1. Hmmmm, mantap ulasan dan tipsnya. Emang kita harus extra waspada kalo urusan beginian mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jangan sampai kita tertipu pokonya, terutama soal penipuan modus ecash kita harus tahu biar gak jadi korbanya

      Hapus
  2. Tips yang lumayan sering dipakai ini, terima kasih ya Amir sudah bagikan ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sip deh kalau begitu, salam aman bertransaksi

      Hapus
  3. Aku pernah hampir tertipu saat berbelanja di salah satu ecommerce. Aku udah transfer uang dan barang tidak dikirim. Untungnya uangku sudah kembali walaupun dengan proses yang panjang. Jaman sekarang emang kudu hati-hati pakai banget kalau belanja online. Banyak penipuan sih soalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah syukur sudah kembali, kita kudu ati ati banget kalau pas lagi belanja online, banyak modus penipuan soalnya

      Hapus
  4. Wah ngeri bgt yah kak, kudu hati2 bgt klo jual beli OL. Aku lebih suka COD sih dan jg sering melalui marketplace. Mantab infonya kang

    BalasHapus
    Balasan
    1. COD sangat Aman Mas, asalkan jangan malam malam

      Hapus
  5. Serem juga ya, di era yang sudah maju gini, penipuan juga makin marak.

    Saya sendiri pernah tuh, hampir ketipu di E-Cash. Tapi pas sadar, saya langsung ngumpat dengan hebatnya di telepon wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus hati hati pokonya, kasih tau ke semua orang biar gak ada korban lagi

      Hapus
  6. Saya pernah nih kejadian ditipu kayak gini, alasannya hanya bisa lewat emoney bank mandiri, tapi saya hanya punya bank bri, bodohnya ya nurut saja ditelpon disuruh ke atm dan memilih menu bahasa inggris, suruh teken ini itu alhasil uang saya malah kemakan ke rekening bersangkutan. Sebel bgt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah gitu ya, saya turut prihatin, semoga tulisan ini bisa mengedukasi orang orang agar selalu waspada terhadapa modus penipuan mengggunakan ecash atau emoney mandiri.

      Hapus

Budayakan berkomentar dengan baik dan sopan :)