Inilah Bukti dan Manfaat Penting Pendidikan Non Formal bagi Generasi Muda

Salah satu kegiatan belajar non formal di Educenter. Foto : EduCenter
Berbicara soal pendidikan non formal (dalam konteks ini yaitu bimbingan belajar atau kursus), saya ingin bercerita tentang Kakak saya Muslimin yang dulu pernah mengikuti kursus ketrampilan elektronik di daerah dekat saya tinggal. 

Jadi, Kakak saya dulu merupakan remaja putus sekolah. Saat itu usianya masih sekitar 14an tahun. Orang tua kami tak mampu menyekolahkanya karena faktor ekonomi, sehingga membuatnya harus berhenti belajar. 

Sebenarnya Kakak saya ini punya minat yang sangat besar dengan hal hal berbau elektronik. Dan untuk mewujudkan keinginanya, ia pun mengikuti sebuah kursus elekronik dari hasil bekerja di pabrik. Materi yang ia pelajari dari kursus tersebut yaitu seperti memperbaiki radio, televisi, tape, ampli, kipas angin, dan lain sebagainya. 


Tape mobil tetangga yang sedang di reparasi Kakak saya. Dokpri
Hal menarik yang di alami Kakak saya dari kursus tersebut yaitu saat ia bisa memperbaiki ampli milik seorang tetangga yang akan di buangnya karena sudah tak bisa di gunakan lagi. Namun oleh Kakak saya di beli untuk di perbaiki. Dan hasilnya sangat mengejutkan karena ia berhasil memperbaikinya. Kemudian setelah tahu bahwa ampli tersebut sudah normal, oleh tetangga saya tadi berniat ingin membelinya lagi, tapi tidak di ijinkan karena jika di jual maka Kakak jadi tidak punya, sekaligus karena ampli tersebut bisa di jadikan bahan praktek. 

Karena keahlian elektronik yang ia miliki, ia sering dapat job memperbaiki alat alat elektronik tetangga yang kebetulan sedang rusak. Seperti televise, kipas angin, radio, tape, ampli, tape mobil, speaker, lampu nenon, dan lain sebagainya. 

Oiya, dulu Kakak saya juga pernah berhasil membuat alat penguat sinyal dengan menggunakan kawat email dan jack speaker. Jadi ceritanya, saya yang tinggal di daerah pelosok dan sulit sinyal, kesulitan dalam mengakses internet. Kemudian saya dan Kakak saya membuat antenna sinyal menggunakan kawat emmail dan tutup panci. Dan begitu jack yang tersambung dengan kawat emmail di colokan ke hp (waktu itu hp kakak saya ada jacknya), sinyal langsung bertambah barnya, keren banget pokonya. Dan internetpun bisa loading walau lambat.

Sebenarnya Kakak saya dulu pengiiiinnn sekali sekolah. Dan kayaknya jika orang tua saya mampu membiayai sekolahnya sampai perguruan tinggi, mungkin sekarang ia sudah mampu menciptakan alat untuk membantu kehidupan manusia. Karena apa ? karena saat ini, ia juga berhasil membuat alat pemotong kayu yang merangkap sebagai alat bubut dan peraut pisau. Aliasnya alat ini 3 in 1. Alat ini di buat karena Kakak saya seorang tukang kayu. 

Dari keahlian yang ia miliki, ia juga pernah punya rencana membuat pesawat paralayang dengan menggunakan mesin tepung atau mesin penumbuk beras. Waow.


Pesawat Paralayang yang pernah jadi angan angan Kakak saya untuk di buatnya. Foto : http://www.majalahburungpas.com
Dan di bawah ini adalah foto alat pemotong kayu 3 in 1 buatan Kakak saya menggunakan 2 buah motor listrik pompa air. 

Mesin pemotong kayu bagian untuk memotongnya. Dok Pri
Mesin pemotong kayu bagian untuk mengasah pisau, arit, pahat, dan lain sebagainya. Dok Pri
Mesin pemotong kayu bagian untuk membubut. Dok Pri
Untuk di ketahui ya, Kakak saya ini cuma tamat kelas 1 MTs (setara SMP), tapi ia tidak pernah tidak bingung soal pekerjaan. Sebenarnya dari keahlian service elektronik yang ia miliki, ia bisa saja membuka jasa service elektronik. Namun karena pekerjaan utama dia adalah tukang kayu, ia pun tetap terbantu karena alat alat pertukangan seperti mesin amplas, mesin bor, dan peralatan lainya, saat ada kerusakan bisa ia perbaiki sendiri. 

Dan dari pengalaman Kakak saya ini, terlihat jelas bahwa pendidikan non formal sangat bermanfaat untuk masa depan dan kemajuan bangsa. Bagi Kakak saya, tidak ada alasan untuk tidak belajar, dan usia bukan alasan untuk tidak belajar. Dan bersama ini, saya juga akan membahas 10 hal penting yang bisa di dapatkan dari pendidikan non formal itu sendiri, terutama bagi kalangan remaja atau generasi muda.

1. Menambah ketrampilan dan mengembangkan potensi anak yang selama ini mungkin tidak terlihat oleh orang tua

Seperti yang di lakukan oleh Kakak saya, orang tua saya tidak tahu jika ternyata anaknya memiliki bakat terpendam luar biasa yang ia miliki. Melalui kursus elektronik yang ia jalani, bakat Kakak saya jadi tersalurkan. Ide dan inovasinya dapat terealisasikan dalam sebuah karya yang berguna bagi masa depanya sekarang. 

2. Membuatnya pandai mengatur waktu dan disiplin

Untuk anak usia sekolah, pendidikan non formal menjadikan seorang siswa mampu mengatur waktunya sendiri, sehingga membuatnya jadi lebih pandai menghargai waktu. Ia jadi jadi lebih sigap karena sepulang sekolah ia akan belajar lagi, sehingga segala sesuatunya harus di perpsiapkan. Seperti harus makan dahulu, mempersiapkan buku, dan lain sebagainya. 

3. Menambah relasi baru karena bertemu dengan teman baru sehingga membuatnya bisa lebih banyak bersosialisasi dan bertukar pengalaman.

Dulu saat saya kursus bahasa inggris, semua teman saya berasal dari sekolah lain. Dan saya pun jadi punya teman dan pengalaman baru. Pengalaman yang begitu  berkesan yaitu karena ternyata kualitas pendidikan yang ada di sekolah saya dan sekolah teman saya berbeda, dan karakter maupun tingkat intelektual siswa siswanya pun berbeda. Dari situ saya jadi tahu bahwa ternyata saya harus lebih banyak banyak belajar agar bisa seperti mereka. 

4. Membuatnya lebih banyak belajar

Masa depan Indonesia ada di tangan anak muda sekarang ini. Dan masa depan itu teragantung dari apa yang kita usahakan sekarang. Dengan memanfaatkan masa muda untuk lebih banyak belajar, masa depan Bangsa Indonesia pun akan lebih terjamin.

5. Meminimalisir pergaulan negatif karena waktu anak di gunakan untuk belajar

Seringkali kita mendengar berita meninggalnya seorang pelajar karena tawuran atau karena hal negatif lainya. Dan itu sungguh sangat miris. Bahkan, beberapa waktu lalu ada berita tentang sekumpulan anak SD yang tawuran. Bayangkan coba, masih SD saja sudah bertindak hal negatif seperti itu. Dan yang bikin kaget adalah karena sebab tawuran tersebut, yaitu percintaan. 

Dengan mengikuti kelas non formal seperti bimbingan belajar atau kursus setelah pulang sekolah, maka waktu anak bisa di gunakan untuk hal hal yang positif dan bisa menghindarkanya dari perbuatan negative seperti diatas. 

6. Menumbuhkan rasa percaya diri anak

Dulu waktu saya masih sekolah, jika guru bertanya kepada muridnya “apakah kalian sudah paham?”, semua murid tidak ada yang menjawabnya karena mungkin malu. Padahal sebenernya ada hal mengganjal yang ingin di sampaikan. Berbeda jika seorang anak bertanya di bimbingan belajar atau kursus yang ia ikuti, karena jumlah siswa yang lebih sedikit, membuat para siswa akan lebih percaya diri untuk bertanya kepada pengajaranya. 

7. Membuat anak jadi bisa menentukan untuk memilih jalur pendidikan yang akan di tempuhnya setelah lulus. 

Untuk poin ini, seringkali di lakukan oleh para siswa yang telah lulus sekolah menengah tingkat atas (SMA/SMK). Karena banyak EduCenter (education center atau pusat pendidikan), yang menawarkan bimbingan belajar masuk perguruan tinggi favorit mereka ataupun bimbingan kuliah ke luar negeri. 

Dalam bimbingan belajar seperti ini, para siswa akan di arahkan tentang tips tips bagaimana masuk perguruan tinggi favoritnya. Seperti membahas materi materi dan soal soal yang akan di ujikan, dan berbagai persiapan persiapan lainya. 

8. Pendidikan non formal dalam hal ini yaitu bimbingan belajar, akan membantu seorang anak lebih mengerti pelajaran sekolah daripada murid lainnya.

Dulu saat saya masih sekolah, saya banyak tidak mengerti soal soal matematika yang di sampaikan guru saya, dan saya pun pernah mendaftar bimbingingan belajar matematika, namun saya urungkan karena suatu hal yang menghalangi. Alhasil, saya tetap masih bingung dengan soal soal matematika tadi karena yang di sampaikan guru saya belum saya pahami. Seandainya saya waktu itu mengikuti bimbingan belajar tersebut, pasti paling tidak saya jadi bisa memecahkan soal matematika walaupun hanya sedikit. 

9. Kenyamanan Psikologis

Belajar di pendidikan non formal itu lebih menyenangkan. Karena jumlah murid yang umumnya lebih sedikit, membuat anak lebih tenang dalam belajar. Selain itu, karena biasanya di pendidikan formal (sekolah), ada saja seorang anak atau siswa yang usil dan di anggap menggangu, sehingga proses belajar pun juga ikut terganggu. 

10. Kemampuan berpikir kritis

Pendidikan non formal menuntut kita untuk berpikir kritis tentang materi materi yang di pelajari. Karena dengan mengambil program pendidikan non formal di luar sekolah itu harus mengeluarkan biaya tambahan, sehingga menuntut pesertanya untuk melakukan yang terbaik agar hasil yang di dapatkan memuaskan. Karena jika di buat main main, pastinya hasil kurang memuaskan dan bisa jadi akan mengulang dan harus mengeluarkan biaya tambahan lagi. 

Nah, dari ke 10 pembahasan di atas, bisa di ambil kesimpulan bahwasanya pendidikan non formal juga sangat mendukung seseorang dalam meningkatkan prestasi belajarnya di luar jam pendidikan formal. 

Namun yang menjadi masalah tentang pendidikan non formal itu sendiri terutama bagi para anak anak sekolah terutama di Kota besar, adalah karena menurut sebuah penelitian, seorang siswa tidak hanya mengambil 1 bimbingan belajar, melainkan lebih dari 1, sehingga harus berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lainya, sehingga memakan waktu. Karena hal tersebut, seorang siswa jadi berkurang waktu untuk bermain atau bersosial dengan teman teman atau keluarganya . 

Baca Juga : 




Tapi gak usah khawatir, karena sekarang hadir bimbingan belajar yang memberikan solusi atas masalah tersebut. Nama dari bimbingan tersebut yaitu EduCenter. #educenter dengan taglinenya one stop education of excellence, adalah mall kursus yang di keliliingi 31 institusi pendidikan yang berlokasi di BSD City Tangerang. 

Gedung EduCenter. Foto : http://www.ecosif.com
Seperli layaknya sebuah mall pada umumnya, mall edukasi ini di lengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, food court, taman bermain anak, dan lain sebagainya. Dan tentu saja karena ini mall kursus, di sini banyak di buka tempat kursus, seperti kursus matematika, bahasa inggris, bahasa mandarin, musik, memasak, tari balet, dan lain sebagianya dalam 1 tempat.  Beberapa di antaranya yaitu seperti Apple Tree Pre-School, UniSadhuGuna, Farabi Music School, Young Chefs’ Academy, CMA Mental Arithmetic, Shane Learning Centre, Calculus, Flamingo Studio, Wow Art Studio, Far East Education, dan lain sebagainya. Berikut foto fotonya. 

Saat sedang pelajar Calculus di Educenter. Foto : EduCenter
Saat sedang pelajaran menari balet di EduCenter. Foto : EduCenter
Saat sedang pelajaran melukis di EduCenter. Foto : EduCenter
Dengan konsep yang revolusinoner dan terintegrasi, memberikan pengalaman menempuh pendidikan non formal dengan cara yang menyenangkan dan tidak biasa, namun tanpa berpindah pindah tempat sehingga lebih hemat waktu dan biaya.  Wah menarik sekali ya EduCenter ini. 

Kesimpulanya, ilmu itu sangat penting walau hanya di tempuh lewat pendidikan non formal, seperti yang Kakak saya lakukan. Seandainya Kakak saya tidak mengikuti pendidikan non formal dulu, mungkin bakatnya tidak tersalurkan dan mungkin beda lagi ceritanya sekarang. Karena dengan pendidikan, seseorang menjadi lebih bersiap untuk masa depanya. Hingga pada akhirnya, kemajuan suatu bangsa pun akan terus terangkat karena pendidikan. Terakhir, follow juga facebook, twitter, dan IG EduCenter untuk info terbaru darinya. 

#EduCenter - One stop Education of Excellence

Link share facebook 
Link share twitter 




Posting Komentar

20 Komentar

  1. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja. Pendidikan non formal kadang justru malah lebih banyak andil dalam proses menuju masa depan. Nice sharing mas Amir, kakakmu inspiratif banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Siti, contohnya Kaka saya, walau gak sekolah tapi multi talenta

      Hapus
  2. Sangat menginspirasi banget mas.. memang pendidikan non formal tak kalah pentingnya dengan pendidikan formal..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, bahkan biasanya pada prakteknya lebih menghasilkan SDM yang lebih unggul dan potensial

      Hapus
  3. bener banget gan, bapakku juga seorang tukang service yang memiliki pengetahuan informal secara otodidak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuh kan ? seringkali belajar non formal ataupun otodidak, justru lebih terlihat potensinya di masyarakat

      Hapus
  4. Baru tahu tentang educenter mas, dan saya juga ngerasa penting banget pelajaran non formal, karena disini bisa diajarkan hal-hal baru yang nggak diajarkan di lembaga non formal. Semangat....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jadi EduCenter ini adalah lembaga pendidikan non formal, tapi ada dalam 1 tempat dalam sebuah mall, jadi para siswanya gak perlu keluar keluar lagi saat mau kursus jurusan lain

      Hapus
  5. Keren ya Kakaknya Mas Amir, semangatnya perlu ditiru tuh, btw sekarang apa kegiatan kakaknya mas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Carpenter alias tukang kayu Mas, tapi juga nyambi pekerjaan lainya yang ia bisa

      Hapus
  6. keren bang, itulah karya karya anak bangsa indonesia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita kudu tiru semangatnya juga biar bangsa semakin maju

      Hapus
  7. Salut dengan Educenter, inonasinya bisa membuka perspective orangtua akan edukasi lebih luas. Karena saya lihat selama ini kita hanya tau gaya belajar yang bergantung pada teori saja. Padahal lebih dari itu, edukasi mempunyai makna yang luas dan bukan hanya bisa di lakukan di sekolah-sekolah saja.

    Itu BTW Educenter gedung keren banget, pasti betah ni kalau yang belajar disini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul sekali. Pendidikan di luar sekolah sangat mendukung dan menstimulasi ketrampilan seseorang, ibarat membangunkan macan yang sedang tertidur hehehe. Iya, gedungnya keren, yang tinggal pasti betah tuh

      Hapus
  8. Mantep kakaknya, ya.

    Anyway, kece bener EduCenter. Pasti jadi inceran para orang tua inih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, karena gak perlu jauh jauh kalo mo cari tempat kursus, cukup di educenter saja

      Hapus
  9. kalau di luar negeri soal lifeskill yang utama, bukan akademik, makanya ga kaget juga kalau orang luar itu daya saingnya tinggi, kalau di Indonesia sendiri masih mengutamakan akademik, makanya juga Indonesia sering menyabet mendali emas soal olimpiade internasional.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya, Indonesia pintar dalam teori, tapi minim dalam praktek, padahal yang di butuhkan kan lebih banyak ke prakteknya

      Hapus
  10. Wah kakaknya luar biasa banget nih, inspiratif banget.. Bisa menciptakan alat 3 in 1 untuk pemotong kayu juga, semoga kesampaian membuat pesawatnya ya.. Aamiin
    Syg bgt educenter jauh dr sini, wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, jadi kakak saya itu suka sekali dengan hal tekhnis, dan penasaran sekali akan ilmu ilmu tekhnologi seperti itu

      Hapus

Budayakan berkomentar dengan baik dan sopan :)